Said Muslim,Soroti Money Politik,Demokrasi di Tangan Konglomerat”Pancasila Tingal Nama. 

Yusra Efendi
8 Agu 2025 13:22
DAERAH POLITIK 0 375
2 menit membaca

Takengon, SCNews.co.id – 8 Agustus 2025, Menjelang peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, tokoh masyarakat Aceh Tengah, Said Muslim, melontarkan kritik tajam sekaligus tantangan terbuka kepada Bupati, Wakil Bupati, dan Ketua DPRK Aceh Tengah. Dalam tulisan yang dibagikannya kepada media, Said meminta agar para pemimpin daerah itu kembali mengajarkan konsep Demokrasi Pancasila, yang menurutnya kini telah tergeser menjadi demokrasi konglomerat.

 

Said Muslim, lulusan S1 Teknik Sipil dan mantan pejabat di BRR NAD-Nias, menceritakan perjalanan panjang hidupnya, termasuk pernah mendirikan konsultan lokal pertama di Aceh Tengah pada 1999 atas perintah Bupati kala itu, Mustafa M. Tamy. Ia juga mengungkap pernah dipenjara dengan tuduhan makar.

 

“Sekarang saya tak pernah lagi mendengar atau membaca tentang ekonomi Pancasila, apalagi melihat penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Aceh Tengah,” tulisnya.

 

Menurut Said, gejala yang tampak saat ini menunjukkan demokrasi di Aceh Tengah lebih condong ke arah liberalisme, di mana semua lini kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya dikendalikan oleh kekuatan modal besar. Ia menuding money politics telah menjadi “budaya baru” dalam perhelatan politik daerah, termasuk Pilkada dan Pileg.

 

“Demokrasi yang kalian praktekkan memerlukan uang besar. Uang besar itu ada di tangan para pemilik korporasi. Demokrasi Pancasila jangan sampai hanya tinggal slogan,” tegasnya.

 

Said Muslim juga memperingatkan, jika para pemimpin daerah tidak menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan dan praktik politik, maka generasi penerus Aceh Tengah akan mewarisi sistem yang salah dan menjauh dari cita-cita para pendiri bangsa.

 

“Reformasi 1999 dimaksudkan untuk memperkuat posisi politik rakyat, bukan dibajak oleh pemilik modal. Jangan sampai kalian menjadi penggagas demokrasi konglomerat di Aceh Tengah,” ujarnya.

 

Ia menutup pernyataannya dengan nada keras:

“Kalau kalian tidak berpegang teguh pada Demokrasi Pancasila, jangan salahkan bila kelak generasi ini melabeli kalian sebagai contoh spektakuler dari Demokrasi Konglomerat.”

 

Redaksi

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x