Barisan Tolak Tambang Tegaskan Sikap di Acara PT Gayo Mineral Resources: “Sampai Kiamat Kami Menolak Tambang!”

Yusra Efendi
24 Agu 2025 15:14
BERITA 0 502
2 menit membaca

Belang Kejeren,SCNews.co.id -24 Agustus 2025, Acara ramah tamah dan diskusi yang digelar oleh PT Gayo Mineral Resources (GMR) bersama masyarakat dan Muspika Pantan Cuaca berujung pada penegasan sikap tegas Barisan Tolak Tambang.

 

Acara yang awalnya dijadwalkan pukul 10.30 WIB, sesuai undangan yang dibagikan kepada petani kopi dan penggiat pertanian, diundur ke pukul 13.00 WIB. Namun ketika rombongan Barisan Tolak Tambang tiba di lokasi sekitar pukul 13.40 WIB, kondisi aula belum siap, masih dipenuhi sisa-sisa sampah kotak makanan, dan pihak Muspika maupun Pemda yang dijanjikan hadir tidak tampak.

 

Melihat situasi itu, Barisan Tolak Tambang, yang dikoordinir Bayhaqi selaku Juru Bicara Base 2 Gayo Rimba Bersatu, memutuskan untuk tidak melanjutkan diskusi. Sebagai gantinya, mereka langsung menyampaikan pernyataan sikap di hadapan pihak perusahaan dan sejumlah wartawan.

 

“Inilah kami, orang-orang yang menolak tambang. Sampai kiamat pun kami tetap menolak tambang di Pantan Cuaca. Kami berhak memilih ruang hidup kami, memperjuangkan pilihan kami. Kami ingin negeri ini sejahtera lewat sektor pertanian dan perkebunan dengan lingkungan yang asri, bukan dengan ancaman kerusakan akibat pertambangan,” tegas Bayhaqi.

 

 

 

Menurutnya, penolakan tambang bukanlah soal politik atau kepentingan sempit seperti tudingan yang sering diarahkan kepada gerakan ini. Melainkan murni lahir dari hati nurani rakyat kecil yang ingin mempertahankan masa depan generasi mendatang.

 

“Perjuangan ini bukan untuk hari ini saja, tetapi juga untuk anak cucu Pantan Cuaca yang akan hidup 20–30 tahun ke depan. Kami tidak mau ada kerusakan sekecil apapun karena dampak tambang,” ujarnya.

 

Meski pihak GMR sempat meminta agar diskusi dilanjutkan, Barisan Tolak Tambang menolak karena tidak ada kehadiran pihak penengah dari unsur pemerintahan maupun Muspika.

 

Pihak perusahaan beralasan bahwa tidak semua masyarakat Pantan Cuaca menolak, karena ada sebagian warga yang bekerja sebagai karyawan tambang. Menanggapi hal ini, Barisan Tolak Tambang menyatakan pro dan kontra adalah hal biasa, namun suara penolakan tetap sah dan harus dihormati.

 

“Kami tidak pernah mengganggu perusahaan ataupun melarang masyarakat yang ingin bekerja dengan perusahaan. Tapi biarkan kami berjalan di jalan kami: menolak tambang sesuai cara kami. Kami pulang dengan damai, tanpa anarkis, kecuali jika perusahaan yang memulai intimidasi,” tegas Bayhaqi sebelum meninggalkan lokasi.

 

Dengan sikap itu, Barisan Tolak Tambang kembali meneguhkan bahwa penolakan terhadap keberadaan tambang di Pantan Cuaca adalah pilihan kolektif sebagian masyarakat yang ingin menjaga warisan alam dan lingkungan mereka tetap lestari.

 

 

Rill

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x