Diskusi Mimbar Bebas Inspirasi Rakyat Soroti Isu Nasional dan Daerah

Yusra Efendi
3 Sep 2025 17:43
POLITIK 0 630
2 menit membaca

Takengon, SCNews.co.id – Sebuah forum diskusi bertajuk Mimbar Bebas Inspirasi Rakyat digelar di Tugu Aman Dimot, Rabu malam (3/9/2025). Kegiatan yang diprakarsai oleh sejumlah aktivis muda ini berhasil menghadirkan delegasi dari berbagai organisasi mahasiswa dan melahirkan gagasan kritis yang berorientasi pada kepentingan publik.

 

Diskusi yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu berjalan interaktif dan dinamis. Para peserta tidak hanya mengulas perkembangan isu-isu aktual, melainkan juga merumuskan sejumlah rekomendasi yang akan didorong kepada lembaga eksekutif dan legislatif, khususnya Bupati dan DPRK Aceh Tengah.

 

Isu Nasional: Pendidikan dan Kebijakan Anggaran

 

Dalam sesi pembahasan isu nasional, para mahasiswa menyoroti tiga hal utama:

 

1. Dampak penerapan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 yang dinilai berpotensi menimbulkan bias dalam implementasi kebijakan daerah.

 

 

2. Pengurangan transfer anggaran dari pusat ke daerah yang dianggap mempersempit ruang fiskal pemerintah daerah dalam menjalankan program strategis.

 

 

3. Ancaman 633.000 mahasiswa terpaksa putus kuliah akibat pengalihan anggaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah ke program BGN, yang dinilai tidak sejalan dengan semangat pemerataan akses pendidikan tinggi.

 

Sementara itu, isu lokal yang mengemuka berkaitan langsung dengan tata kelola daerah. Beberapa poin yang ditegaskan antara lain:

 

Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui regulasi yang lebih transparan dan akuntabel.

 

Kebutuhan klarifikasi mengenai pajak perusahaan-perusahaan besar di Aceh Tengah yang dinilai belum sepenuhnya terbuka kepada publik.

 

Penjelasan rinci terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Danau Lut Tawar sebagai aset ekologis sekaligus sumber ekonomi masyarakat.

 

Pemantapan regulasi terkait implementasi Qanun Syari’at Islam agar dapat berjalan secara konsisten dan tidak diskriminatif.

 

 

Satria Darmawan, penggagas forum ini, menegaskan bahwa diskusi tersebut lahir dari rasa keprihatinan atas eskalasi politik dan dinamika geopolitik nasional yang semakin kompleks.

 

“Kita tidak bisa hanya berdiam diri. Isu-isu yang berkembang, baik di tingkat pusat maupun daerah, harus kita respons dengan sikap kritis. Banyak kebijakan yang belum berpihak kepada masyarakat, sehingga perlu ada dorongan bersama untuk melakukan perubahan,” ujarnya.

 

 

Forum diskusi ini menandai adanya semangat baru di kalangan mahasiswa dan aktivis untuk mengambil peran strategis dalam mengawal kebijakan publik, sekaligus memastikan suara rakyat tetap menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan.

 

 

Redaksi

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *