Takengon,SCNews.co.id – 3 Juli 2025, Edi Syahputra Linge merasa kecewa terhadap pemerintah kabupaten Aceh Tengah atas penyelenggaraan MTQ ke-35 di kecamatan Batu Lintang sebagai tuan rumah, kekecewaan itu muncul akibat adanya indikasi penggunaan dana Desa yang di kutip melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh ketua Forum Reje masing masing kecamatan.
Berdasarkan keterangan dan informasi yang dihimpun oleh Edi, ketua forum reje mengutip dari masing masing reje desa dengan nominal anggaran bervariasi,paling rendah 2 juta rupiah dan paling banyak 10 juta rupiah.
Selain itu tidak adanya surat himbuan apapun yang dapat memperjelas pengumpulan uang tersebut, apakah partisipasi atau sumbangsih,uang yang di kutip langsung di serahkan kepada panitia kecamatan melalui LPTQ ( Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an )tingkat kecamatan yang mengelola keuangan tersebut.
Dalam hal ini,jika pemerintah mengeluarkan anggaran untuk acara MTQ tingkat kabupaten yang waktunya hanya 3 hari tidak mungkin para reje harus berperan mengunakan dana desa demu terlaksananya kegiatan tersebut.
“Kami masih bertanya tanya, sebenarnya berapa anggaran yang di keluarkan oleh kabupaten untuk menyukseskan kegiatan MTQ yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali itu,kalau seandainya anggaran nya cukup maka tidak mungkin dikutip dari dana desa. Atau memang Pemda tutup mata.” Jelasnya
Tokoh muda tersebut juga berharap Pemerintah daerah melalui dinas syariat Islam kabupaten Aceh Tengah untuk menjelaskan kepada publik berapa anggaran yang diberikan untuk kegiatan MTQ tingkat kabupaten tersebut,agar publik bisa tau,apakah ini merupakan akal akalan yang di susun untuk mengambil kesempatan menggunakan dana desa atau ini merupakan instruksi dari Pimpinan daerah.
“Kalau daerah memiliki anggaran dan maksimal untuk kegiatan MTQ dengan hari yang relatif singkat ngapain para ketua forum reje harus bersusah payah mengumpulkan anggaran melalui desa desa. Kemudian bagi saya cukup dari desa yang yang mendelegasikan peserta saja,kalau pun memang harus mengumpulkan. dan bagi desa desa yang tidak mendelegasikan peserta cukup membantu seala kadarnya,namun ini semua disamaratakan.” Tegas Edi
Edi juga menjelaskan masing masing kecamatan yang berangkat kalau di kalkulasikan anggaran yang terkumpul dan digunakan untuk baju opesial dan peserta,makan dan minum,penginapan selama 3 hari,uang saku dan juga transportasi dan lain lain, tidak habis seutuhnya dari uang yang terkumpul dari masing masing desa.
Harapan nya bupati Aceh Tengah tidak tutup mata, bagaimana pun hajatan ini merupakan kepunyaan kabupaten, kabupaten harus mampu menjelaskan secara rinci atas indikasi penggunaan dana desa yang membantu kegiatan MTQ tersebut, apalagi program keagamaan yang di bawa oleh bupati Aceh Tengah sangat indah,jangan sampai melalui kegiatan ini menjadi tidak indah. Tutup Edi
Tim Redaksi
Tidak ada komentar