GMNI Soroti Dugaan Proyek Asal Jadi di Aceh Tengah, PLTA dan Pemda Dinilai Lalai

Yusra Efendi
27 Jul 2025 02:06
DAERAH SOCIAL 0 175
2 menit membaca

Takengon,SCNews.co.id – 26 Juli 2025,Kinerja PT Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Aceh Tengah kembali menjadi sorotan tajam. Kali ini, kritik datang dari berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi mahasiswa dan ormas yang menilai adanya ketidakberesan dalam proyek pembangunan jembatan di kawasan Asir-Asir Bawah. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menjadi garda terdepan dalam menyuarakan keresahan publik.

 

Angga, salah satu kader GMNI Aceh Tengah, menyampaikan pernyataan keras terhadap pelaksanaan proyek tersebut yang menurutnya sarat dengan kejanggalan. Ia menduga kuat bahwa PLTA Aceh Tengah “main-main” dalam membangun infrastruktur penting itu.

 

> “Kami melihat progres lambat, kualitas bangunan di bawah standar, dan dugaan kuat bahwa spesifikasi teknis proyek jembatan ini telah diabaikan. Ini bukan sekadar kelalaian teknis, tapi sudah mengarah pada praktik yang merugikan masyarakat luas,” tegas Angga dalam keterangannya kepada media, Sabtu pagi.

 

Jembatan yang tengah dibangun itu diketahui menjadi akses vital masyarakat di Asir-Asir Bawah. Selain menjadi jalur utama kegiatan ekonomi dan pendidikan, jembatan ini juga berperan penting dalam konektivitas sosial warga setempat. Karena itu, GMNI menyebut proyek ini sebagai “urusan nyawa rakyat”, bukan sekadar infrastruktur biasa.

 

Angga juga menyoroti peran Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah yang dinilai tidak menjalankan fungsi pengawasan secara optimal.

 

> “Kami mempertanyakan fungsi pengawasan dari pemerintah daerah. Jika proyek sebesar ini bisa lolos tanpa standar, maka kita patut bertanya: siapa yang sebenarnya bermain? Apakah PLTA dibiarkan berjalan tanpa kontrol, atau justru ada pembiaran sistemik?” ujar Angga.

 

Lebih lanjut, GMNI mendesak agar dilakukan audit independen terhadap seluruh proses pembangunan jembatan. Mereka juga meminta Pemkab Aceh Tengah untuk segera turun tangan dan menghentikan pekerjaan jika ditemukan adanya pelanggaran teknis maupun administratif.

 

Angga memperingatkan, jika tidak ada langkah serius dari pihak terkait, GMNI bersama elemen masyarakat akan menggelar aksi lanjutan dengan skala lebih besar.

 

> “Jangan anggap remeh tuntutan kami. Jika proyek ini terus dijalankan dengan cara-cara culas, kami siap turun ke jalan dan menyuarakan kebenaran demi kepentingan rakyat. Tidak boleh ada kompromi terhadap keselamatan publik,” tegasnya.

 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak PLTA Aceh Tengah maupun Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

 

 

Redaksi

 

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x
x