PPTK Rangkap Ketua Panitia, Anggaran Pelatihan PKU Jadi Pertanyaan? 

Yusra Efendi
23 Jun 2025 10:08
BERITA DAERAH 0 170
3 menit membaca

Takengon,SCNews.co.id  – 23 Juni 2025. Pelaksanaan Pelatihan Kader Ulama (PKU) di Aceh Tengah yang berlangsung selama total 51 hari mendapat sorotan tajam dari publik. Kegiatan keagamaan yang seyogianya menjadi wadah pembinaan ulama muda itu justru diselimuti dugaan pemborosan anggaran dan konflik kepentingan.

 

Mirwana, SE, yang menjabat sebagai Ketua Panitia sekaligus Pejabat Pengelola Anggaran Tingkat Kegiatan (PPATK),dinilai tidak menjalankan fungsi secara profesional. Pos anggaran yang membengkak, disertai sejumlah pembiayaan yang dianggap janggal, menimbulkan kecurigaan publik atas transparansi dan efisiensi kegiatan ini.

 

Berdasarkan data yang dihimpun SCNews, kegiatan ini berlangsung dalam tiga gelombang masing-masing 17 hari, yang totalnya mencapai 51 hari pelatihan. Namun, rincian anggaran yang dikonfirmasi langsung oleh Ketua Panitia justru memunculkan banyak pertanyaan.

 

Salah satu yang paling mencolok adalah anggaran sewa tempat pelatihan yang disebut mencapai Rp 2.000.000 per hari. Jika dikalikan 51 hari, total dana yang digelontorkan hanya untuk tempat pelatihan saja mencapai Rp 102.000.000. Lokasi yang digunakan adalah Hotel Bayu Hill, namun belum ada penjelasan detail mengenai fasilitas apa saja yang mencerminkan biaya sebesar itu.

 

Di sisi konsumsi, kejanggalan juga muncul. Disampaikan bahwa disediakan 35 kotak nasi per hari dengan harga Rp 35.000 per kotak, serta 35 kemasan “snake + kopi ” (makanan ringan lokal) dengan harga Rp 15.000 per kotak. Jika dikalkulasikan, untuk konsumsi saja menghabiskan sekitar Rp 1.750.000 per hari, atau sekitar Rp 89 juta selama 51 hari. Namun, tidak dijelaskan apakah benar seluruh jumlah itu dikonsumsi setiap hari, dan siapa penyedia logistiknya.

 

Rincian honor pemateri pun tidak luput dari sorotan. Satu pemateri disebut menerima antara Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per jam, dengan waktu pelatihan mencapai 8 jam per hari. Artinya, satu pemateri bisa menerima hingga Rp 2.400.000 per hari dan bila di akumulasikan selama 51 hari untuk honor Nara Sumber bisa mencapai puluhan mungkin sampai ratusan juta rupiah.

 

Yang paling disoroti adalah honor panitia pelaksana, yang diklaim hanya Rp 600.000/ satu Orang selama 51 hari, panitia sebanyak delapan orang bila di kalkulasi honor keseluruhan Panitia selama satu musim hanya sebesar RP 4,800.000 selama satu musim penuh,angka yang tidak masuk akal dan tidak sejalan dengan logika pembagian kerja. Sementara, Ketua Panitia Mirwana, SE sendiri menerima Rp 1.400.000 per bulan selama 8 bulan, yang berarti total Rp 11.200.000, sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan berakhir.

 

Pernyataan ini dikonfirmasi langsung oleh Mirwana saat diwawancarai oleh SCNews di lokasi kegiatan, Hotel Bayu Hill, Senin (23/6). Ia menyampaikan bahwa seluruh pembiayaan telah melalui prosedur dan mekanisme perencanaan sesuai dengan peraturan Bupati Aceh Tengah, meski ia tidak merinci siapa saja yang terlibat dalam verifikasi anggaran atau bagaimana akuntabilitas kegiatan ini dijaga.

 

Sejumlah tokoh masyarakat dan aktivis keagamaan di Aceh Tengah mempertanyakan integritas penyelenggaraan kegiatan ini. “Ini bukan soal sekadar nominal, tapi soal transparansi dan etika. Bagaimana mungkin PPATK merangkap ketua pelaksana, dan anggaran sebesar itu tidak bisa dijelaskan dengan rinci?” ujar salah satu aktivis Islam muda di Takengon.

 

 

Tim Redaksi

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *